MEA 2015 : KADO TAHUN BARU BAGI PARA SARJANA BARU

OLEH :

ARIS YULDA ARDIANA

Akhir tahun 2014 beberapa perguruan tinggi di Tasikmalaya telah meluluskan para sarjanawan dan sarjanawati dari berbagai program study yang ada, para sarjanawan dan sarjanawati ini diharapkan mampu menjadi penyolusi bagi umat manusia, yang saat ini umat manusia dihadapkan pada berbagai problematika yang ada, mulai dari konflik bersenjata, kemiskinan, perbudakan, bahkan di Indonesia ancaman kelaparan (The Silent Tsunami) istilah dari bank dunia diprediksikan akan terjadi di Indonesia.

Di Indonesia segala problematika yang ada dimasyarakat seharusnya mampu diselsaikan para sarjanawan dan sarjanawati yang merupakan kelas masyarakat terdidik yang setiap tahunnya dengan jumlah ribuan lulus dari berbagai perguruan tinggi, akan tetapi saat ini dengan banyaknya sarjana, misalnya sarjana ekonomi tidak lantas membuat perekonomian bangsa membaik, dengan banyaknya sarjana pendidikan, juga tidak lantas membuat kualitas pendidikan membaik tetapi malah lebih carut marut seperti halnya kurikulum pendidikan yang saat ini tidak menentu. Memang sangatlah berat tugas yang harus diemban sarjanawan dan sarjanawati sebagai penyolusi bagi umat manusia.

Sarjanawan dan sarjanawati dari lulusan perguruan tinggi yang ada di Tasikmalaya haruslah haruslah mampu menjadi penyolusi segala problematika  yang ada di masyarakat, karena dilihat dari aktivitas kemahasiswaan dan pengamalan tri darma perguruan tinggi sangatlah dinamis  serta di dukung oleh pemerintah daerah dalam menunjang aktivitas kemahasiswaan sangat tinggi terlebih banyak program-program kampus yang bekerja sama dengan pemerintah daerah misalnya KKN (Kuliah Kerja Nyata), serta kegiatan-kegiatan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.

Aktivitas kemahasiswaan yang dilakukan mahasiswa yang terhimpun dalam organisasi mahasiswa intra kampus (BEM dan UKM) maupun organisasi mahasiswa ekstra kampus (PMII,HMI, KAMMI) dalam aktivitasnya sangat dinamis dan kompetitip sehingga memotivasi mereka untuk menghasilkan suatu karya yang riil, hal ini kembali meyakinkan bahwa para sarjanawan dan sarjanawati dari mantan aktivis kemahasiswaan pastilah mampu untuk berkompetisi pada era MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), karena mereka mempunyai pembelajaran yang lebih dibanding mahasiswa yang tidak tergabung dalam organisasi, sebab dalam sebuah organisasi terdapat pembelajaran kepemimpinan, manajemen, analisa diri, analisa sosial yang tidak akan didapat pada bangku kelas.

Masyarakat ekonomi ASEAN yang pada 2015 akan diberlakukan merupakan suatu kesepakatan perdagangan bebas tanpa sekat dan batas wilayah antar Negara, hal ini merupakan suatu tuntutan jaman menuju globalisasi dalam artian perluasan hubungan sosial sejagat. Maka nanti janganlah heran ketika ada dokter-dokter Thailand membuka praktek di Indonesia, petani-petani Vietnam menggarap lahan di Indonesia  dan guru-guru atau dosen Malaysia mengajar di kampus-kampus di Indonesia. Kalaulah bangsa kita tidak mampu berkompetitip dengan mereka maka bukan tidak mungkin kita tersingkirkan oleh mereka, oleh karena itu mutlak para sarjanawan dan sarjanawati harus meningkatkan kemampuan dalam berkarya dan berinovasi, tidak hanya para sarjanawan dan sarjanawati tetapi pihak kampus, pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama menyikapi dan menyambut MEA dengan kesiapan pada semua sektor.

Peningkatan kreativitas dalam berkarya dan berinovasi dalam rangka menghadapi MEA telah dilakukan oleh teman-teman Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia cabang Kota Tasikmalaya dengan telah membuat Blog dan WEB sebagai media informasi dan komunikasi berbasis teknologi sebagai faktor pendukung dalam berkompetisi di era MEA, tidak hanya itu salah seorang pengurus cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Kota Tasikmalaya telah membuat inkubator bisnis berbasis pertanian di kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya sebagai ruang pembelajaran bagi mahasiswa, dan masyarakat Kota Tasikmalaya. Dengan ini maka kita siap menyambut MEA 2015.