HARAPAN TANPA BATAS (EDISI HARI ANTI KORUPSI 9 DESEMBER 2014) - PMII KOTA TASIKMALAYA

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Monday, 8 December 2014

HARAPAN TANPA BATAS (EDISI HARI ANTI KORUPSI 9 DESEMBER 2014)


Sesungguhnya kerusakan negeri ini sudah sangat parah, kekuasaan negara nyata-nyata dijalankan tanpa martabat. Praktek Korupsi dilaksanakan dengan terang-terangan,kasar, dan bahkan berjamaah. Kekuasaan dan hukum diperjualbelikan tak ubahnya barang dagangan. Keboborokan dalam penyelenggaraan Negara bukan hanya dijajaran birokrasi pemerintahan saja, tetapi juga di lembaga-lembaga lain semisal DPR, kepolisian, dan  yang paling sering terdengar yaitu di lingkungan partai politik.

Saat ini dunia perpolitikan kita baik level nasional maupun daerah begitu semerawut. Untuk menjadi Gubernur saja seseroang harus mengeluarkan dana puluhan bahkan miliaran rupiah. Begitu pula untuk menjadi walikota/wakil walikota, sang kandidat harus mengeluarkan Rupiah yang tidak sedikit. Begitu pula untuk menjadi anggota DPR/D, uanglah yang menjadi  faktor penentu dalam pengumpulan suara. Hal itu juga menjadi salah satu sebab kenapa elit-elit bangsa ini mempunyai perilaku korup, karena mereka menganggap ketika mencalonkan diri berarti mereka telah menanam modal yang suatu saat ketika mereka telah berkuasa akan melakukan segala cara agar modal yang ditanam kembali utuh bahkan berBunga. Semua ini terjadi karena yang dikembangkan adalah politik uang, politik dijadikan sebagai kendaraan untuk meraih kekuasaan.

Indonesia kini menduduki peringkat yang cukup tinggi dalam hal korupsi. Korupsi adalah salah satu faktor besar penyebab kemunduran Negara, anggaran Negara yang yang semestinya digunakan untuk kesejahteraan rakyat malah dirampas oleh sekelompok manusia yang tidak bermoral dan tidak bertanggung jawab, Sementara yang menjadi salah satu sebab terjadinya Korupsi adalah rendahnya penghayatan tentang nilai-nilai moralitas. Orang-orang pergi ke mesjid, greja, dlsb, begitu bangga dengan kepercayaan  yang dianutnya, tetapi korupsi terus dilakukan baik dalam skala kecil atupun skala besar.

Rakyat saat ini melalui media massa melihat dengan jelas kelakuan penyelenggara negara yang korup, bahkan tidak sedikit diantaranya malah cakar-cakaran rebutan kekuasaan dan banyak juga manusia munafik yang sambil “cuci tangan”, mereka meneriakan kebenaran. Padahal masyarakat sangatlah paham bahwa pentas kampungan yang mereka pertontonkan adalah pertarungan antara rampok dan garong.

Anehnya, rakyat yang baik, bahkan LSM yang dengan gencar mengkritik pemerintah pun, ketika mendapat kesempatan menjadi elit ternyata malah berubah menjadi rusak. Yang paling ironis, masyarakat luas sudah menganggap bahwa perilaku korupsi adalah satu kejahatan yang sudah menjadi budaya yanag akan sangat sulit untuk dihilangkan dari negara ini.
Itulah fenomena yang ada saat ini....

Next Time

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad

Responsive Ads Here