Menepis Stigma PMII Hanya Menjadi Pencetak Kader Partai Politik

Oleh : Ajat Sudrajat

Harus kita fahami bahwa PMII bukan Organisasi yang dapat menghasilkan keuntungan berbentuk materi (Profit Oriented), melainkan organisasi kader yang tersebar luas di semua kampus di seluruh nusantara, baik kampus swasta ataupun kampus negeri. 

Ketika kita bicara kaderisasi, maka tidak akan pernah terlepas dari proses pendidikan dan pelatihan yang pada akhirnya diharapkan menghasilkan manusia-manusia yang berkualitas baik dari sisi keilmuan akademik, ataupun kesadaran sosial.

Stigma yang terbangun bahwasanya pasca ber-PMII Struktural, Alumni PMII seringkali memilih Dunia Politik sebagai pijakan barunya, akan tetapi hal itu tidak selamanya benar. Karena faktanya banyak alumni PMII yang bergelut dibidang profesi lain, semisal advokat, dosen, pengajar, enterpreneur, dan lain sebagainya.

Ini semua membuktikan bahwa PMII bukan hanya pencetak Kader Politik saja, akan tetapi penghasil kader yang mampu bersaing dan merebut Leading Sector lain di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat. 

Jika ditarik ke lokalitas Kota Tasikmalaya. PMII Kota Tasikmalaya mempunyai 7 (Tujuh) Komisariat dengan Disiplin Ilmu yang berbeda-beda. Sebut saja STHG dengan hukumnya, STISIP dengan ilmu politik dan ilmu pemerintahannya, STMIK dan TRIGUNA dengan Informatikanya, STAI dan STAINU dengan ilmu agamanya, serta UNSIL yang merupakan satu-satunya kampus Negeri di Priangan Timur.

Potensi yang amat sangat besar jika kita melihat Disiplin ilmu yang begitu Variatif dalam tubuh PMII Kota Tasikmalaya. Pertanyaannya sekarang adalah apakah PMII bisa memberdayakan setiap Potensi yang dimiliki oleh kader-kadernya?

Pertanyaan ini amat sangat sederhana namun perlu dijawab dengan Kerja-kerja organisasi yang Real. Oleh sebab itu, Kaderisasi PMII kedepan harus lebih Kreatif dan Inovatif, agar "syahwat" gerakan dari semua kader yang mempunyai background akademik yang berbeda ini mampu tersalurkan.

Penulis adalah Ketua PC PMII Kota Tasikmalaya 2014-2015